Rabu, 26 November 2014

LAPORAN JOB TRAINING

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mahasiswa sebagai salah satu civitas akademika dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan nyata. Berpedoman pada hal tersebut, perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi berkewajiban memfasilitasi mahasiswa dalam perolehan ilmu dan mempersiapkan mahasiswa dalam meghadapi tantangan global yang kian berkembang dengan pesatnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melalui pelaksanaan Job Training, yang selanjutnya mahasiswa diwajibkan untuk membuat Laporan Kegiatan Job Training.
Pelaksanaan Job Training akan membawa mahasiswa pada sebuah pengalaman nyata, yakni dunia kerja dengan profesi yang hendak ia tempuh di Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Swadaya Gunung Jati. Proses Job Training yang dilakukan dengan terjun langsung kedalam perusahaan, akan menciptakan suatu deskripsi pemikiran baru, karena disini teori akan diimplementasikan, dan dengan mudahnya mahasiswa akan cepat memahami dan belajar, hingga saatnya tiba mahasiswa duduk di meja kerja, akan dengan mudah beradaptasi.
Dalam pelaksanaaan Job Training ini penulis memilih PT Kereta Api Indonesi (Persero) Daop 3 Cirebon sebagai lokasi praktek kerja, adapun posisinya yaitu di bagian Humas. PT Kereta Api Indonesi (Persero) Daop 3 Cirebon adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia. Dengan asumsi ini penulis merasa tertarik untuk menimba pengalaman dengan melakukan Job Taining walau hanya dalam waktu singkat (satu bulan).
Public Relations/Humas menurut Frank Jeffkins merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun ke dalam yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian (dalam Yulianita, 2007:33). Public Relations Officer perusahaan dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan komunikasi dua arah (Two Ways Communication), antara perusahaan dengan publiknya, baik itu dengan publik internal maupun eksternal karena dengan begitu maka akan tercapai suatu hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
Dari pernyataan diatas tersebut maka humas juga mempunyai peran kepada public eksternal dalam hal ini calon penumpang pengguna jasa angkutan kereta api untuk mensosialisasikan informasi-informasi seputar kereta api, salah satunya yaitu tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun sebesar sepuluh persen (10 %) dari harga tiket dewasa yang berlaku mulai Desember 2012. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis Laporan Job Training dengan judul “Sosialisasi Tarif Anak di bawah 3 Tahun oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon


1.2  Tujuan Job Training
Tujuan dilaksanakannya Job Training di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon pada bagian Humas ini merupakan pelaksanaan mata kuliah eksternal dengan bobot kredit 3 sks yang berlaku pada prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Swadaya Gunung Jati, yaitu :
  1. Memperkenalkan mahasiswa pada dunia kerja atau praktik dalam bidang keilmuan yang dipelajari di suatu organisasi atau perusahaan.
  2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan wawasan keilmuan atas teori-teori Ilmu Komunikasi yang diperoleh dalam perkuliahan di lapangan.
  3. Memberikan pengalaman kepada para mahasiswa tetntang praktik di lapangan atau dalam dunia kerja, analisa data, dan penulisan laporan hasil kegiatan yang nantinya berguna dalam penulisan dan penyusunan skripsi.
  4. Mengasah kemampuan nalar dan analisis mahasiswa untuk melakukan riset dalam rangka memecahkan masalah-masalah di bidang Ilmu Komunikasi.
Setelah menyelesaikan Job Training, mahasiswa diharapkan akan mampu melaporkan hasilnya untuk :
  1. Menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmiah yang ditempuhnya, berdasarkan Job Training yang dilakukan mahsiswa sendiri.
  2. Memaparkan secara spesifik proses kegiatan Job Training yang telah dilakukan.
  3. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.
Tujuan di atas mencakup pengembangan kemampuan mahasiswa dalam menulis laporan pelaksanaan kuliah kerja lapangan, sehingga dapat memaparkan secara detail pelaksanaan Job Training yang telah dilakukan, dan menyajikannya dalam bentuk karya tulis ilmiah sesuai dengan ketetapan yang berlaku di UNSWAGATI.

1.3  Manfaat Pelaksanaan Job Training
Adapun manfaat dari pelaksanaan Job Training adalah sebagai berikut : 
  1. Mendapatkan pengetahuan yang belum didapatkan pada saat perkuliahan.
  2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan diperkuliahan pada dunia kerja secara langsung.
  3. Mengetahui berbagai kegiatan internal seluruh divisi yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon.
  4. Mengetahui peranan Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon yang sebenarnya.

1.4  Pelaksanaan Job Training
Waktu pelaksanaan Job Training dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, di mulai pada tangga 13 Oktober 2014 sampai dengan 12 November 2014 di Divisi Humas PT. Kereta Api (Persero) Kantor Daop 3 Cirebon, setiap hari Senin s.d Jumat di mulai pukul 07.30 s.d 16.45 (sesuai dengan jam kerja).

1.5  Metode Penyusunan
Metode penyusunan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat,1993:22). Sedangkan teknik pengumpulan data laporan yang digunakan adalah :
  1. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data yang diperoleh dari buku-buku dan sumber lain yang dianggap relevan.
  2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada orang-orang tertentu yang dianggap berwenang untuk memberikan data atau keterangan yang diperlukan.

1.6  Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan laporan Job Training ini dibagi ke dalam beberapa bab secara terpisah dan terperinci sehingga memudahkan pembaca untuk memahami dan mengambil kesimpulan dari laporan yang penulis bahas. Sistematika laporan yang digunakan adalah sebagai berikut :
BAB I             Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Job Training
1.3  Manfaat Pelaksanaan Job Training
1.4  Pelaksanaan Job Training
1.5  Metode Penyusunan
1.6  Sistematika Penyusunan
BAB II            Kondisi Objektif Lokasi Job Training
2.1  Sejarah Perkeretaapian
2.2  Makna Logo
2.3  Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
2.4  Budaya Perusahaan
2.5  Batas Wilayah Daop 3 Cirebon
BAB III          Agenda Kegiatan
3.1  Gambaran Proses Job Training
3.2  Hasil Kerja Praktikan
3.3  Temuan Permasalahan Komunikasi di Lokasi Job Training
3.4  Penawaran Solusi Permasalahan
BAB IV          Penutup
4.1 Kesimpulan
                        4.2 Saran


BAB II
KONDISI OBJEKTIF LOKASI JOB TRAINING
2.1 Sejarah Perkeretaapian
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di Desa Kemijen Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamloze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV.NISM) yang dipimpin oleh Ir.J.P de Bordes dari Kemijen menuju Desa Tanggung (26 km) dengan lebar sepur 1435mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
            Keberhasilan swasta NV.NISM membangun jalan KA antara Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang-Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864-1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
            Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, study jalan KA Pontianak-Sambas (220 km) sudah diselesaikan. Demikian juga di Pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan study pembangunan jalan KA.
            Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
            Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah-Cikara dan 220 km antara Muaro-Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya Romusha.
            Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.
            Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Indonesia” (DKARI).
 Tabel Ringkasan Sejarah Perkeretaapian :
Periode
Status
Dasar Hukum
Th. 1864
Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen - Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda

1864-1945
-          Staat Spoorwegen (SS)
-          Verenigde Spoorwegenbedriffj (VS)
-          Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)
IBW
IBW

IBW
1945-1950
DKA
PP. No. 22 tahun 1963
1950-1963
DKA – RI
PP. No. 61 tahun 1971
1963-1971
PNKA
PP. No. 57 tahun 1980
1971-1991
PJKA
PP. No. 19 tahun 1998
1991-1998
PERUMKA
Kepres No. 39 tahun 1999
1998-2010
PT Kereta Api (Persero)
Akte Notaris Imas Fatimah
Sejak Mei 2010
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Instruksi Direksi No. 16/OT.203/KA2010

2.2  Makna Logo :
tentang_logo
3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.
2 Garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
Anak panah berwarna putih melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. (Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat).

2.3  Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
2.3.1        Visi :
Visi menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
2.3.2        Misi :
Misi menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan dan Kenyamanan.

2.4  Budaya Perusahaan
tentang_budper

·         INTEGRITAS

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

·         PROFESIONAL

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.

·         KESELAMATAN

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.

·         INOVASI

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

·         PELAYANAN PRIMA

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) akan memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).

2.5  Batas Wilayah Daop 3 Cirebon
Daerah Operasi III Cirebon atau disingkat dengan Daop 3 Cirebon atau Daop III CN adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.
Daop III Cirebon juga merupakan satu-satunya Daop yang memiliki KA dengan okupansi tertinggi, yaitu Cirebon Ekspres. Sedangkan untuk Argo Jati menempati posisi ke-3.
Daerah Operasi III Cirebon memiliki tiga stasiun besar, di antaranya adalah stasiun Cirebon, stasiun Jatibarang, dan stasiun Prujakan, sedangkan stasiun kereta api kelas menengah di antaranya adalah stasiun Ciledug, stasiun stasiun Brebes, stasiun Haurgeulis, dan stasiun Pagadenbaru merupakan stasiun kecil. Gudang kereta api berada di stasiun Jatibarang, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh dari stasiun Cirebon.
Batas Wilayah :
-          Batas Barat DAOP 3 Cirebon dengan DAOP 1 Jakarta terletak pada km 85+400 antara stasiun Cikampek dan stasiun Tanjungrasa pada Jalur kereta api Cikampek-Cirebon.
-          Batas Timur DAOP 3 Cirebon dengan DAOP 4 Semarang pada km 150+740 antara stasiun Tegal dan stasiun Brebes pada Jalur kereta api Cirebon-Tegal.
-          Batas Selatan DAOP 3 Cirebon dengan DAOP 5 Purwokerto pada km 287+930 antara stasiun Songgom dan stasiun Prupuk pada Jalur kereta api Cirebon-Prupuk.
Lintas Tak Beroperasi :
-          Jalur kereta api Cirebon-Kadipaten dari km 0 s.d. 48+824.
-          Jalur kereta api Cirebon-Cirebon pelabuhan dari km 0 s.d. 2+300.
-          Jalur kereta api Cirebon Prujakan-Kegiren dari km 0 s.d. 0+750.
-          Jalur kereta api Jatibarang-Indramayu dari km 0+700 s.d. 18+752.


BAB III
AGENDA KEGIATAN
3.1 Gambaran Umum Proses Job Training
Dalam melaksanakan Job Training di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon sebelum mahasiswa diberikan tugas atau kegiatan yang berkaitan dengan humas, terlebih dahulu mahasiswa diberikan kesempatan oleh pembimbing di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon untuk menjelaskan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa/i. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kesepakatan pada saat pelaksanaan Job Training di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon. Dikarenakan jumlah mahasiswa peserta Job Training di PT Kereta Api Indonesi (Persero ) Daop 3 Cirebon berjumlah 6 (enam) orang, maka waktu Job Training pun di bagi menjadi dua shift yaitu shift pagi di mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB dan shift siang di mulai pukul 13.00 – 16.45 WIB (selesai jam kerja).
Setelah kesepakatan disetujui oleh kedua belah pihak, maka mahasiswa diperkenankan datang keesokan harinya untuk diberikan job deskription. Disini mahasiswa peserta Job Training diajak untuk melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan kehumasan.




3.2 Hasil Kerja Praktikan
Minggu ke-1
No
Hari, Tanggal
Jam
Kegiatan
Tempat
1
Senin,
13/10/2014
07.55 - 12.00 WIB
Pengenalan Company Profile PT KAI Daop 3 Crb
PT KAI Daop 3 Crb
2
Selasa,
14/10/2014
13.00 - 16.45 WIB
Pemaparan tentang sejarah PT KAI secara keseluruhan &  company profile PT KAI Daop 3 Crb
Kantor Humasda 3 Crb
3
Rabu,
15/10/2014
08.00 - 12.00 WIB
Pendistribusian majalah SWA kepada tiap-tiap unit kerja yang ada di PT KAI Daop 3 Crb
PT KAI Daop 3 Crb
4
Kamis,
16/10/2014
08.00 - selesai
Ijin untuk mengikuti jadwal perkuliahan
Kampus
5
Jumat,
17/10/2014
08.00 - 12.00 WIB
Pendistribusian tabloid Kontak kepada para penjaga pintu perlintasan KA di 12 titik lokasi di Kota Cirebon
12 titik pintu perlintasan KA di Kota Cirebon

Minggu ke-2
No
Hari, Tanggal
Jam
Kegiatan
Tempat
1
Senin,
20/10/2014
13.00 - 16.45 WIB
Pengenalan unit-unit & lokasi di Stasiun Kejaksan Cirebon
Stasiun Kejaksan Cirebon
2
Selasa,
21/10/2014
08.00 - 15.00 WIB
Mengonsep pembuatan film company profile PT KAI Daop 3 Cirebon
Kantor Humasda 3 Crb
3
Rabu,
22/10/2014
08.00 - 16.00 WIB
Pengambilan gambar bagian pertama untuk pembuatan film company profile PT KAI Daop 3 Cirebon
PT KAI Daop 3 Crb
4
Kamis,
23/10/2014
08.00- selesai
Ijin untuk mengikuti jadwal perkuliahan
Kampus
5
Jumat,
24/10/2014
08.00 - 12.00 WIB
Kliping berita
Kantor Humasda 3 Crb

Minggu ke-3
No
Hari, Tanggal
Jam
Kegiatan
Tempat
1
Senin,
27/10/2014
08.00 - 12.00 WIB
Kliping berita
Kantor Humasda 3 Crb
2
Selasa,
28/10/2014
09.00 - 10.00 WIB
Penyuluhan Teknis Pelaksanaan Pengamanan di atas KA oleh Manager Pamtib Opka & Sosialisasi UU No. 23 th. 2007 tentang Perkeretaapian oleh Manager Hukum PT KAI Daop 3 Crb
3
Rabu,
29/10/2014
08.00 - 12.00 WIB
Belajar menjadi Customer Sevice
Stasiun Parujakan Crb
4
Kamis,
30/10/2014
08.00 – selesai
Ijin untuk mengikuti jadwal perkuliahan
Kampus
5
Jumat,
31/10/2014
08.00 - 12.00 WIB
Kliping berita
Kantor Humasda 3 Crb

Minggu ke-4
No
Hari, Tanggal
Jam
Kegiatan
Tempat
1
Senin,
03/11/2014
13.00 - 16.45 WIB
Pembagian tema permasalahan yang akan diangkat menjadi judul Laporan Job Training
Kantor Humasda 3 Crb
2
Selasa,
04/11/2014
13.00 - 16.45 WIB
Perumusan judul Laporan Job Training
Kantor Humasda 3 Crb
3
Rabu,
05/11/2014
13.00 - 16.45 WIB
Pengumpulan data pendukung untuk Laporan Job Training
Kantor Humasda 3 Crb
4
Kamis,
06/11/2014
08.00 - selesai
Ijin untuk mengikuti jadwal perkuliahan
Kampus
5
Jumat,
07/11/2014
13.00 - 16.45 WIB
Pengumpulan data pendukung untuk Laporan Job Training
Kantor Humasda 3 Crb

Minggu ke-5
No
Hari, Tanggal
Jam
Kegiatan
Tempat
1
Senin,
10/11/2014
08.00 - 16.00 WIB
Pengambilan gambar bagian pertama untuk pembuatan film company profile PT KAI Daop 3 Cirebon
Stasiun Kejaksan Crb
2
Selasa,
11/11/2014
08.00 - 12.00 WIB
Pendistribusian tabloid Kontak kepada para penjaga pintu perlintasan KA di 12 titik lokasi di Kota Cirebon
12 titik pintu perlintasan KA di Kota Cirebon
3
Rabu,
12/11/2014
08.00 - 16.45 WIB
Kliping berita & pengambilan gambar bagian ke-3 untuk pembuatan film company profile PT KAI Daop 3 Cirebon
Kantor Humasda 3 Crb & Stasiun Kejaksan Crb

3.3 Temuan Permasalahan Komunikasi di Lokasi Job Training
            Setelah penulis melakukan kegiatan Job Training di Humas PT Kereta Api Indonesi (Persero) Daop 3 Cirebon, maka penulis menemukan permasalahan mengenai minimnya pengetahuan serta informasi calon penumpang tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun diseluruh stasiun keberangkatan kereta api. Dari permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengangkat Laporan Job Training dengan judul “Sosialisasi Tarif Anak di bawah 3 Tahun oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon”.

3.4 Penawaran Solusi
Dari permasalahan yang penulis temukan maka solusi yang penulis berikan ialah sebagai berikut :
1.      Penyebaran informasi tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun melalui akun web resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu www.kereta-api.co.id
2.      Penyebaran informasi tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun melalui plang yang tertera di atas loket pemesanan tiket maupun X-banner yang ada di stasiun.
3.      Penyebaran informasi tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun melalui press release.
4.      Adanya teguran dan pengganti biaya tiket berupa suplisi yang diberikan oleh masinis dan dapat dibayarkan ketika penumpang sampai di stasiun tujuan.


BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Humas merupakan divisi yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena divisi humas berperan penting dalam merjalin hubungan yang baik dengan pihak internal maupun dengan pihak eksternal sehingga akan mempermudah perusahaan untuk mencapai tujuannya. Seperti halnya divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon yang keberadaannya sangat penting dan sangat membantu perusahaan dalam menjalin hubungan dengan berbagai pihak. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa kegiatan atau program kerja divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, yang menurut penulis kegiatan tersebut sudah sangat baik dan sudah memenuhi tujuan utama dari humas itu sendiri yaitu : menciptakan, menigkatkan, memelihara, dan memperbaiki citra. Selama kegiatan Job Training penulis menyadari banyak sekali mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru, khususnya yang berhubungan dengan dunia kehumasan. Penulis juga dapat mengaplikasikan berbagai ilmu yang di dapat selama perkuliahan, serta strategi humas dalam melakukan fungsinya. Serta hal yang paling penting adalah bagaimana seorang humas dapat melakukan perannya di dalam suaru organisasi atau perusahaan.


4.2  Saran
Setelah penulis melaksanakan kegiatan Job Training, penulis dapat mengetahui bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh Humas PT. Kereta Api Indonesi (Persero) daop 3 Cirebon. Setelah mengetahui kegiatan-kegiatan tersebut, ada beberapa saran yang ingin penulis berikan yaitu sebagai berikut :
4.2.1        Saran untuk Instansi :
  1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon diharapkan dapat lebih meningkatkan pelayanannya bagi para pengguna jasa angkutan kereta api. Dalam hal ini keamanan, kenyamanan perjalanan, pelayanan dan ketepatan waktu. Dengan begitu maka citra positif akan tercipta di benak para pengguna jasa angkutan kereta api.
  2. Harus lebih meningkatkan atau menambah kegiatan-kegiatan positif lainnya. Misalnya peningkatan Coorporate Social Responsibility (CSR) baik kualitas maupun kuantitas, sehingga semakin meningkakan pula citra positif perusahaan.
  3. Kualitas sarana dan prasarana yang ada di kantor humas harus ditingkatkan, karena beberapa sarana pendukung kurang memadai misalnya komputer, ruangan yang kurang luas dan lainnya. Sehingga akan menambah kenyamanan bagi orang yang berada didalamnya.
  4. Harus lebih meningkatkan kedisiplinan bagi peserta Job Training dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya maupun disiplin waktu.
  5. Pekerjaan yang diberikan kepada mahasiswa yang mengikuti Job Training harus lebih ditingkatkan lagi, supaya para mahasiswa mendapat ilmu yang lebih pada saat selesai mengikuti kegiatan Job Training.

4.2.2        Saran untuk Mahasiswa :

  1. Kedisiplinan adalah hal penting bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan Job Training, sehingga para mahasiswa yang sedang Job Training diharapkan dispiplin dalam melaksanakan tugas baik itu waktu belajar maupun menyelesaikan pekerjaan.
  2. Mahasiswa yang sedang melaksanakan Job Training harus lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan Job Trainingnya sehingga wawasan dan pengalaman baru akan didapatkan. Apabila ada sesuatu yang kurang dimengerti sebaiknya bertanya.
  3. Mahasiswa harus membekali diri dengan berbagai ilmu yang telah dipelajari agar kemudian dapat di aplikasikan secara langsung di tempat Job Training.
  4. Mahasiswa yang sedang melaksanakan Job Training harus menjaga kebersihan kantor.