A. Konsep
Konsep adalah menggambarkan secara abstrak tentang kejadian, keadaan, dalam suatu kelompok atau individu. Ada dua macam konsep:
1. Konsep
yang berhubungan dengan fakta. Suatu konsep yang berhubungan dengan
benda-benda kongkrit yang dapat dilihat dan di raba. Dalam hal ini
peluang kesalahan memahami konsep sangat kecil. Misalnya konsep tentang
meja, kacamata, buku, dll.
2. Konsep
yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak, suatu konsep yang
berkiatan dengan ssuatu yang tidak bisa dilihat dan diraba secara fisik
tapi hal itu ada. Misalnya kekerabatan, soialisasi, perilaku memilih,
afiliasi polotik, birokrasi, sikap, IQ, EQ, SQ dll.
Konsep
yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak disebut konstruk
(construct). Jadi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang
dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian,
keadaan, kelompok atau individu tertentu.
B. Proposisi
Proposisi
adalah hubungan yang logis antara antara dua konsep atau lebih dalam
bentuk kalimat pernyataan. Misalnya “proses migrasi tenaga kerja
ditentukan oleh perbedaan upah”.
Ada dua tipe proposisi yaitu:
1. Aksioma
atau postulat, yaitu proposisi yang kebenarannya tidak perlu
dipertanyakan lagi. Sehingga tidak perlu diuji dengan sebuah penelitian.
2. Teorema,
proposisi yang dideduksikan dari aksioma, aksioma banyak digunakan
dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam ilmu sosial aksioma sangat
jarang. Sedangkan yang menjadi perhatian peneliti adalah teorema inti.[1]
C. Teori
Teori
adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposal
untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan merumuskan
hubungan antar konsep. Teori mengandung tiga hal yaitu:
1. Serangkaian proposisi antar konsep yang saling berhubungan.
2. Menerangkan secara sistemstis suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antar konsep.
3. Menerangkan fenomena dengan menentukan konsep mana yang berhubungan dan bentuk hubungannya. [2]
Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga macam teori yaitu:
1. Teori
yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan
atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan
2. Teori
yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam
bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist
3. Teori
yang yang fungsional: diini tampak suatu interaksi pengaruh antaradata
dan perkiraan teorotis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.[3]
D. Variabel
Agar
konsep dapat diteliti maka harus dioperasionalkan dengan mengubah
menjadi variabel. Variabel adalah sesuatu yang mempunyai vartiasi nilai
atau gejala yang bervariasi, misalnya variabel jenis kelamin, berat
badan, usia, pengahasilan, dan lain sebagainya. Gejala adalah objek
penelitian, jadi variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Suatu
konsep bisa menjadi beberapa variabel. Misalnya konsep penduduk bisa
menjadi beberapa konsep, yaitu jenis kelamin, suku bangsa, usia,
penghasilan, dll.
Variabel
terdiri dari dua kategori, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Contoh
variabel kuantitatif adalah usia, tinggi badan, jam kerja, luas kota,
dan lain-lain. Sedangkan variabel kulitatif adalah kepandaian,
kemakmuran, kemiskinan, dan lain sebagainya.
Variabel
berbeda dengan data. Variabel adalah objek penelitian atau apa saja
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah
segala fakta dan angka ang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu
informasi, jadi informasi adalah hasil pengolahan data yag dipakai untuk
suatu keperluan.
Dilihat
dari perlakuan (treatment) yang diberiakan kepada peneitian, maka
variabel dapat dibedakan pada variabel bebas (indeendent) dan variabe
terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lainnya. Sedangkan varibel terikat adalh variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya penelitian yang berjudul
“Pengaruh motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Dalam hal ini
variabel bebasnya adalah motivasi, sedangkan variabel terikatnya adalah
prestasi belajar. Variabel motivasi mempengaruhi mempengaruhi variabel
prestasi, sedangkan variabel prestasi belajar dipengaruhi oleh variabel
motivasi, dengan kata lain motivasi berpengaruh terhadap prestasi
belajar.
Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Simetris
a. Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d. Hubungan yang kebetulan semata.
2. Hubungan timbal Balik
· Dimana satu variabel dapat menjadivariabel pengaruh di suatu waktu, namun dapt pula menjadi akibat di waktu lain.
· Penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman modal.
3. Hubungan Asimetris
a. Hubungan antara SR
b. Hubungan antara disposisi
c. Hubungan antara ciri individu
d. Hubungan antara prakondisi dengan akibat tertentu
e. Hubungan yang imanen antara dua variabel
f. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means).
Variabel
pengganggu adalah variabel yang mengganggu hubungan positif antara dua
variabe yang diteliti. Variabel antara adalah variabel yang mengantarai
dua variabel yang diteliti, yang mungkin saja menjadi sebab terhadap
terjadinya efek pada variabel terikat.
E. Asumsi
Asumsi
atau anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Peneliti harus dapat
memberikan deretan asumsi tentang kedudukan masalahnya, karena asumsi
atau anggapan dasar ini menjadi landasan teori dalam pelaporan hasil
peneitian.
Asumsi
adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
peneliti. Setiap peniiti dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang
peneliti dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang peniliti
mungkin meragukan suatu anggapan dasar yang sudah diyakini kebenarannya
oleh orang lain.
Sebelum mengumpulkan data, anggapan dasar, postulat atau asumsi perlu dirumuskan secara jelas, hal ini disebabkan karena:
1. Asumsi sebagai tempat berpijak bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Asumsi untuk mempertegas variabel
3. Asumsi digunakan untuk menentukan dan merumuskan hipotesis.
Untuk dapat merumuskan suat anggapan dasar atau asumsi yang baik, maka ada hal yang harus dilakukan, yaitu:
1. Peneliti harus banyak membaca buku, jurnal, bulletin, hasil penelitian dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah.
2. Mendengarkan informasi dar berbagai sumber seperti berita, ceramah ilmiah, dan lain-lain.
3. Dengan banyak berkunjung tempat.
4. Mengadakan pendugaan, mengabstraksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
F. Hipotesis
Hipotesis
adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-gejala,
atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Jadi
hipotesis merupakan rumusan jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya dengan data data yang dianalisis dalam kegiatan penelitian.
Perumusan hipotesis harus berdasarkan fakta yang ditemukan. Fakta yang
diperlukan untuk merumuskan hipotesis ada tiga cara, yaitu:
1. Memperoleh sendiri dari sumber aslinya.
2. Menafsirkan dari sumber asli.
3. Fakta yang diperoleh dngan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Hipotesis
yang baik dapat dijadikan petunjuk dalam melaksanakan penelitian.
Hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai hubungan dengan bidang yang teliti
2. Dapat diuji kebenarannya
3. Rumusannya sederhana dan terbatas.
Bentuk-bentuk rumusan ipotesi dalam penelitian kependidikan adalah:
1. Rumusan hipotesis kerja (Ha)
Yaitu
hipotesis yang berfungsi untuk membuat ramalan tentang suatu peristiwa
yang akan atau mungkin akan terjadi bila sesuatu gejala muncul.
2. Rumusan hipotesis nol (Ho)
Yaitu
hipotesis yang berfungsi untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak
adanya perbedaan yang berarti antara dua kelompok atau lebih tentang
sesuatu hal yang dipermasalahkan.[4]
Contoh hipotesis penelitian:
· Kemampuan
bahasa asing murid-murid SLTA itu rendah ( hipotesis deskriptif untuk
populasi, hipotesis ini sering tidak dirumuskan dalam penelitian
sosial).
· Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara Sekolah Negeri dan Swasta. (Hipotesis komparatif, untuk populasi).
· Ada
hubungan positif antara penghsilan orang tua dengan ketersediaan
fasilitas belajar anak. (hipotasis asosiatif, untuk populasi).[5]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar