BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
Penelitian
Metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
Terdapat empat
kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan
tertentu.
- Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
- Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
- Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
- Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
1. Kuantitatif
·
Sejarah Singkat Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif dimulai pada akhir abad 19 dan penelitian pendidikan mendominasi
untuk sebagian besar abad ke-20 (lihat De Landsheere, 1998 dan Travers, 1992,
untuk pembahasan lebih luas). Ide-ide awal untuk penelitian kuantitatif berasal
dari ilmu fisika, seperti fisika dan kimia. sama seperti atom dan molekul yang
tunduk pada las dan aksioma yang telah diprediksi. Begitu juga, seperti pola
akhlak (sikap dan tingkah laku) anak-anak di sekolah. Penelitian awal
kuantitatif mulai mengidentifikasi pola-pola pendidikan dengan menilai atau
mengukur kemampuan individu. Mengumpulkan skor (angka) dari individu, dan menggunakan
prosedur percobaan psikologis dan survey berskala besar. Dalam sejarah
perkembangan penelitian kuantitatif, tiga tren historis yang hadir adalah
prosedur statistik, praktek/tes dan pengukuran, dan design penelitian.
·
Pengertian Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah cukup mentradisi
sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik
karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific
karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,
terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara
random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.
·
Ciri-Ciri
Penelitian Kuantitatif
penelitian kuantitatif memiliki beberapa ciri,
diantaranya sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif
memiliki tujuan mengeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan
untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti.
2. Pendekatan
Penelitian kuantitatif
dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan
mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi
kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya
ia melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan secara
deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas dalam
bentuk laporan.
3. Peran peneliti
Dalam penelitian
kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek penelitian
yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).
4. Pendekatan
kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
5. Kebenaran
dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat
di generealisasi.
6. Penelitian
kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
Segala
sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang
mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu,
paradigma ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan,
pengukuran dan uji-uji statistik.
7. Penelitian
kuantitatif sering bertolak dari teori.
Sehingga
bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima
atau menolak teori).
8. Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan
sebab-akibat.
Peneliti seringkali
tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X
mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X
terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai
variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y.
Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknik-teknik penelitian
melainkan juga melalui analisis statistik.
9. Waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat
dipastikan
Peneliti dapat
menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data, jumlah tenaga
yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan dilakukan, dan jenis data
yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan
instrumen yang sudah baku dan sudah dipersiapkan. Demikian halnya model
analisis data, uji-uji statistik, dan penyajian data, termasuk tabel-tabel yang
akan dipergunakan sudah dapat ditentukan.
- Jenis-Jenis Metode Penelitian Kuantitatif menurut Para Ahli diantaranya adalah:
1. Metode Deskriptif
Menurut Whitney (1960),
metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
salam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan
kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan
objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).
2. Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui
apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam
penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara
alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis
secara statistik untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
3. Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta
dan sifat-sifat objek yang di teliti. Penelitian dilakukan untuk membandingkan
persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka
pemikiran tertentu.
4. Metode Survei
Menurut Zikmund (1997)
“metode penelitian survei adalah
satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah
sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan”, menurut Gay & Diehl
(1992) “metode penelitian survei merupakan metode yang digunakan sebagai
kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan
menurut Bailey (1982) “metode penelitian survei merupakan satu metode
penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan –
tertulis atau lisan”.
5. Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat
yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan
atas kajian teoritis, bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable
tertentu.
6. Metode True
Experiment
Dikatakan true
experiment (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah
bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random
(acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random.
7. Metode Quasi
Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
8.
Metode subjek Tunggal
Eksperimen subjek
tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan
terhadap subjek tunggal.
2. Kualititatif
·
Sejarah Singkat Penelitian Kualititatif
Saat ini,
penelitian kualitatif merupakan alternatif bentuk tradisional dari penelitian
kuantitatif. Namun, penggunaan sejarah dalam pendidikan adalah lebih baru
daripada penelitian kuantitatif. Ide-ide untuk penelitian kualitatif berkembang
di tahun 1800 dan awal 1900-an di bidang lain selain pendidikan. Sebagai
contoh, studi kualitatif masyarakat miskin di Inggris dan Eropa, laporan
antropologi tentang budaya asli, dan kerja lapangan dari sosiolog di pusat kota
Chicago dan dengan imigran, semuanya muncul dalam penelitian ilmu sosial pada tahun
1930-an dan 1940-an (Bogdan & Biklen, 1998). Namun, penggunaan sebenarnya
penelitian kualitatif dalam pendidikan yang paling jelas selama 30 tahun
terakhir, dan kronologi peristiwa dalam sejarah singkat yaitu tiga tema bentuk
sejarah dalam pendidikan: gagasan filosofis, perkembangan prosedural, dan
praktek partisipatif dan advokasi. Studi saat ini biasanya menunjukkan satu
atau lebih dari tema.
·
Pengertian
Kualitatif
Metode
kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya
belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada
filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik,
karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut
sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interpretasi terhadap data yang temukan dilapangan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
·
Ciri-Ciri
Penelitian Kualitatif
Ada beberapa ciri
penelitian kualitatif, yaitu :
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber
data
Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian
utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan
mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat
kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali sumber yang erat
hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh
pada saat itu segera disusun saat itu pula. Apa yang diamati pada dasarnya
tidak lepas dari konteks lingkungan di mana tingkah laku berlangsung.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian kualitatif
sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,
hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun
peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari
hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya dan tidak
ditransformasikan ke dalam bentuk angka. Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut
memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan
justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.
3. Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan penelitian
kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan informasi yang diperlukan
berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses
bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana
cara melakukannya memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak
dapat dilakukan dengan ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur,
alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan
pada saat mana proses itu berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa
intervensi peneliti, sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan
keadaan yang sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentransformasi data menjadi
angka untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu
proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori sebagai
suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4. Bersifat induktif
Penelitian kualitatif
sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori,
tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan,
mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat,
menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan
dari proses tersebut. Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak
dilakukan, sebab proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak
mungkin sama dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat.
Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan
dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya induktif
yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5. Mengutamakan makna
Penelitian kualitatif
mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai
suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam
pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah
tentang guru yang dibinanya. Peneliti mencari informasi dari kepala sekolah dan
pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami
dalam membina guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi.
Sebagai bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat
diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan
kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala sekolah dan guru)
diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara
tepat.
·
Jenis Penelitian Kualitatif
Ada beberapa jenis penelitian kualitatif.
Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis penelitian tersebut.
1. Metode Etnografi
Menurut Miles &
Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle dalam
bukunya Methods in Educational Research From Theory to Practice, disebutkan
bahwa etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos.
Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan
Schensul etnografi adalah metode
penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang
terdapat atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu.
2. Metode Fenomenologi
Istilah fenomenologis
berasal dari bahasa Yunani, yaitu phainomenon (penampakkan diri) dan logos
(akal). Ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang menampakkan diri
pada pengalaman subjek. Donny Gahrial Adian dalam buku Pengantar Fenomenologi
menyebutkan bahwa fenomenologis
adalah sebuah studi tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang
tampak. Dengan kata lain fenomenologi merupakan mendapatkan penjelasan tentang
realitas yang tampak.
3. Metode Studi Kasus
Menurut Bogdan dan
Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar
atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
rinci.
4. Metode Teori Dasar
Jujun S. Suriasumantri
(1985) menyatakan bahwa penelitian
dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
5. Metode Studi Kritis
Metode Studi kritis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis,
feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan
bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh
orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain.
Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras,
sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan
kemasyarakatan.
6. Metode Analisis
Konsep
Menurut Peter Salim
dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990:61) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat
(asal-usul, sebab, penyebab, sebenarnya, dan sebagainya)”. Sedangkan pengertian
konsep menurut Woodruf adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan
bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal
dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda
melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Dari
dua definisi tersebut kita dapat simpulkan bahwa definisi metode analisis konsep adalah
penelitian yang memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada sebelumnya, agar
dapat di fahami, digambarkan, dijelaskan dan implementasinya di lapangan.
7. Metode Analisis
Sejarah
Metode analisis sejarah
atau penelitian historis menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990
: 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam Nurul Zuriah, 2005: 51 adalah
penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini
mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan
seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam
mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan,
dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu.
3.
Perbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode
penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya.
Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan
deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif [1]. Bersifat konfirmasi disebabkan karena
metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori
yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan
kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka.
Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke
sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang
membangunnya.
Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif
dengan kualitatif seperti berikut ini [2]:
1. Dari segi
perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam
arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep
sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah
ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan
ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan
tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.
Sebaliknya
penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam
hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
2. Dari segi konsep
atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang
terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya,
melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian
para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep
sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep,
teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan
,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi
hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal
dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa
menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa
ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan
data yang lebih mendalam lagi.
4. Dari segi teknik
pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner,
sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi
permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau
ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar
variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian
kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang
ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik
memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan
kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif
(perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau
tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.
Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan
data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai
informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang
kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah
“tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab
informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan
sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya
didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir penarikan
kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan
variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain,
penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari
upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life
sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan
interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau
teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data,
penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif
datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan
responden.
9. Dari segi definisi
operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian
kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel
(definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika
penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian
telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan
menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan
jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. (Dari segi) analisis data
penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan
perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan
sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur
atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai
terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen,
penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena
peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas
mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data
menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan
kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan,
penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan
kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat
untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah
diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat,
mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah
atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian
kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan
atau analisis statistik.
B. Langkah-Langkah
Metode Penelitian
Karena metode
Penelitian ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap
langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun
langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Perumusan
masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal
dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang
memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil
dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun
makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan mengamati ombak di
lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi
ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak?
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Hal-hal yang
harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam
bentuk kalimat Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat,
jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit
dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan
masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara
pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan hipotesis
Ketika kita mengajukan atau
merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah
ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat
sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita
untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis
penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya.
Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah.
Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang sudah kita buat.
3. Perancangan penelitian
Sebelum
dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus
disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain
rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus
diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua
adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan
diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian
dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja
mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya
(variabel terikat).
b. Variabel
terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas).
c. Variabel
control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami
perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan penelitian
Langkah langkah pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam
pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik
pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh
dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan
(mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran
(telinga), dan indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan
pengamatan buah mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah
mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan
diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2. Pengolahan data
Setelah data-data yang diperlukan berhasil
dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis
data. Data yang diperoleh dapat ditulis atau dinyatakan dalam beberapa bentuk,
seperti table, grafik dan diagram.
3. Menarik
kesimpulan
Setelah
pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui
apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga
tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian yang
telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat
mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus
dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan penelitian
Sistematika
penyusunan laporan penelitian meliputi :
a.
Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil
penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis.
b. Telaah
kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode
penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode
penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan
data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan
pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan
dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp
hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain,
yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
What Is The Coin Casino Bonus? | Casinoworld.com
BalasHapusA bitcoin casino bonus consists of a percentage of the total stake as a percentage of your stake. 코인카지노 회원가입 For example, if a bitcoin casino has a deposit bonus, you can